CERPEN!!! FIKTIV & REALITA.
Ini hanyalah ruangan khusus untuk cerpen. Disini aku berusaha menyalurkan inspirasi, imajinasi, fantasi, ilusi, sekaligus halusinasiku. Semoga masih ada sedikit bakat dari dalam diriku sendiri untuk sisi bidang seni untuk yang ini. Disini aneka cerpen bisa berlandaskan sekedar fiktiv(inspirasi, imajinasi, fantasi, ilusi, maupun juga halusinasi), akan tetapi ada juga yang bisa berlandaskan realita(kenyataan) dari apa yang kualami didalam keseharianku. Selamat datang dan selamat menikmati, Salam.
Tulisan-tulisan kemarin
- 10/01/2003 - 11/01/2003
- 11/01/2003 - 12/01/2003
- 12/01/2003 - 01/01/2004
- 01/01/2004 - 02/01/2004
- 03/01/2004 - 04/01/2004
- 08/01/2004 - 09/01/2004
- 04/01/2005 - 05/01/2005
Jejak bilik kamar lain
~*"Ruang Bilik Kamar EdSeN"*~
|
|
IMAJINASI & KENYATAAN.
Didalam kehidupan sehari hari-hari banyak sekali innspirasi yang menumpang lewat didalam benak. Akan tetapi, darimanakah inspirasi tersebut datang kalau bukan dari imajinasi khayalan. Banyak sekali yang bisa ditulis, baik fantasi yang dialami maupun kenyataan hidup manis atau pun pahit. Sangat disayangkan sekali bila apa saja yang terlintas didalam benak maupun kejadian-kejadian yang menimpa didalam kehidupan tidak segera ditulis. Maka kenangan pun lenyap bersama perginya apa yang pernah terpikirkan oleh otak.
|
|
Sunday, October 26, 2003
seorang nenek yang sedang mencari kucing
Orang tua itu masih berjalan walaupun waktu telah menunjukan pukul 22:30. Saya heran, apa gerangan yang sedang dicarinya? Perlahan-lahan saya mendekatinya, kemudian tanpa bertanya saya terus memandangi dia. Dan dia tidak memberi sedikit respon dan tak perduli dia terus berjalan kesana dan kesini. Saya semakin bingung dan penasaran, karena rasa ingin tahu akhirnya saya bertanya, "ada apa sih nek?" "Kenapa dari tadi mondar-mandir terus?" Dengan nada suara yang agak lemah nenek itu menjawab, "apakah kamu melihat kucing saya?" "Warnanya abu dan ada belang-belang hitamnya." Saya bingung, "rupanya kucingnya yah?" Pikir saya aneh. "Hanya seekor kucing kurap dan kudisan gitu saja dicari dari pagi hingga malam gini," pikir saya tidak habis karena edan.
Setelah itu saya pulang. Akan tetapi semakin lama saya berpikir, semakin terasa tidak tega, "kasihan sekali nenek itu, udah tua, tak ada teman ngobrol lagi." "Hanya seekor kucing yang menjadi temannya dan kini kucingnya hilang."
Pikiran saya yang tidak henti terpikir akan nenek yang mondar-mandir dilorong itu sendirian.
Akhirnya, saya juga kembali ketempat dimana orang tua itu sendirian sedang mencari kucingnya. Tetapi begitu saya tiba dilorong tersebut, nenek itu telah hilang. Saya panik, kemudian berlari kesana dan kemari dan berteriak. "Nek!" "Halo, dimana kamu nek?" "Jawab saya cepat!" Tetapi tak ada jawaban.
Setelah itu saya kembali kerumah. Dan berusaha menenangkan diri saya sendiri dengan secangkir susu cokelat hangat, memasang CD lagu favorit saya, kemudian ditemani rokok 'SURYA' kebanggaan saya, saya juga mulai menulis puisi. Sampai akhirnya mata terasa mengantuk dan saya pun pergi ke kamar saya untuk berbaring.
03:59
27 october 2003
monday
~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 10:18 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
Monday, October 20, 2003
satu hari yang manis sekaligus pahit
"Ahhh, Akhirnya aku terbangun dari mimpiku." Demikian kata pria yang terbangun dipukul 07:30. Dengan mengucek-kucek mata, menggaruk-garuk pinggang serta menguap pria itu juga berjalan menuruni tangga dengan sempoyongan. Setelah sampai di dapur tanpa basa-basi dia langsung membongkar lemari, kemudian menutup pintu lemari tersebut dengan hentakan yang keras. "sialan!" "Tak ada satu pun yang bisa gue jadikan sarapan.", gerutu pria tersebut. Kemudian perlahan-lahan pria tersebut menuju pintu kulkas, tanpa berpikir langsung menarik serta membuka pintu kulkas tersebut, "ahaaa." "Siapa sih yang membuat agar-agar yang lezat ini?" tanya pria itu sendiri sambil tergesa-gesa mengeluarkan pudding cokelat dari dalam kulkas dan menyantapnya dengan segera.
Tak terasa matahari pun mulai disongsong oleh pukul 09:00. Pria yang dalam kesehariannya bernama Willy, dan biasanya sering dipanggil dengan sebutan 'Wil'. Willy hanyalah seorang pria yang berusia 23 tahun, memiliki karakter yang agak lugu dan alim, suka mengalah kalau terhadap sesama teman. Namun kelemahan Willy adalah berhati sangat peka, bahkan lebih peka dari perasaan seorang wanita. Pagi ini Willy mulai mengawali harinya dengan melakukan ritual pembuka sekaligus kesukaannya yaitu mandi. Setelah itu dengan berpakaian rapi Willy pun berangkat untuk melakukan aktivitas dengan kereta supranya. Hingga pukul 13:15, Willy pulang setelah melakukan tugasnya diluar, sekaligus makan siang dirumah. Tanpa disadari Willy menemukan kakaknya dalam keadaan ngamuk dan marah-marah sambil berteriak. "kurang ajar sekali!" Siapa yang menghabiskan pudding buatan gua semalam?" "Itu kan sengaja kubuat untuk suamiku." "BANGSAT!!!" Setelah mendengar teriakan histeris kakaknya, Willy pun kaget dan terkejut. Kemudian berlagak dungu Willy pun mendekati kakaknya dengan volume suara yang tenang, Willy bertanya. "Ada apa sih kak?" Dengan ekspresi wajah seperti layaknya orang yang tak berdosa sedikit pun. Lalu "lihat." "Lihat ini!" "Siapa yang memakan semua pudding cokelat buatan gua semalam?" "Eloe yah hah?" Tanya kakaknya Willy dengan wajah yang memerah bagaikan bara api. Kemudian "aduh Kak." "Mana gue tahu?" "Toh tadi pagi aja gue kagak sempat sarapan langsung keluar terburu-buru, yah maklum tadi pagi gue telat sih." Jawab Willy dengan tenang sambil tertawa didalam pikirannya. Tetapi tak disangka malah kakaknya semakin bertambah emosi kemudian kedapur mencari pembantunya untuk membuat perhitungan. "Huh, cuekin aja perempuan bersuara lengkingan nenek sihir itu." "Emang gue pikirin?" "Ahhh suruh aja dia ke neraka!" "Toh dia memang cantik kok kalo udah dineraka.". pikir Willy acuh sambil berjalan naik keatas tingkat 2 rumahnya. Tetapi setelah mendengar suara histeris kakaknya malah pikiran Willy menjadi semakin kacau, kalut, bahkan ribut sekali. Dan akhirnya Willy meninggalkan rumah lagi. Tanpa tujuan dia berkeliling dijalan hingga akhirnya tanpa sadar Willy tiba-tiba berhenti disebuah mall, disana Willy berjalan-jalan tanpa tujuan hingga berada didepan 'Jhonny Andrean' salon. "Yah, dari pada pusing terus kagak bisa tenang mendingan saya santai dan refreshing disini aja." Willy berjalan masuk kedalam, mencuci rambut, creambath 'hair spa', kemudian 'babylist'.
Sampai pukul 17:10 Willy selesai dengan acara santainya seorang diri di salon. Kemudian Willy melanjutkan perjalanannya kerumah temannya yang bernama Sarman, Sarman adalah seorang guru yang mengajar disekolah swasta di 'Perguruan SUTOMO' medan, bahkan Sarman adalah seorang pendiri production yang bernama 'MS Production' dan sekaligus seorang pembawa acara diberbagai macam acara apa saja. Kesanalah Willy biasanya suka menghabiskan waktu sorenya yang kosong, dirumah Sarman. Sekaligus cuci mata juga karena disana ada berbagai model, dari orang yang latihan nyanyi, menari, hingga model show. Tetapi kehidupan memiliki alur kejadian nasib yang berbeda dari menit ke menit, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Bahkan Willy sendiri tak pernah sekali pun mengira kalo akan menemukan sesuatu yang membuat dia shock disana. Maka setelah sampai didepan rumah Sarman, Willy pun dengan santainya berjalan masuk dan duduk. "Hah?" "Dia?" "Kenapa dia bisa berada disini?" "Ya Tuhan." Kejut Willy yang sempat membuatnya terdiam sesaat setelah melihat seorang yang pernah ada didalam hatinya setelah bertahun-tahun terhilang. Orang tersebut bernama Bariny. Bariny memang satu-satunya wanita yang dicintai Willy lebih dari apapun sewaktu Willy masih kelas 1 SMU disekolah, tetapi jodoh memang di tangan Tuhan, apa yang di hendaki oleh Tuhan kita belum tentu tahu, dan hubungan Bariny dan Willy harus berakhir kandas setahun setelah tamat SMU. Dan kini Willy bertemu kembali dengan Bariny dirumah temannya sendiri, Sarman. Kemudian didalam kagetnya Willy pun mendekat dan menyapa Bariny "long time no see." "How are you after all?" Sapa Willy dengan senyum yang dipaksakan. Dengan senyum yang rada dipaksakan juga Bariny menjawab "fine dong, loe sendiri gimana?" Hampir tak bisa berkata-kata lagi Willy memandangi wajah orang yang pernah dicintainya dengan airmata yang hampir tertumpah. Mungkin Bariny sadar akan keadaan yang sedang terjadi maka Bariny juga tak banyak bicara dan mengatakan "ups." "Sorry dulu yah Wil?" "Gue mau latihan dulu oke?" Dan Willy pun hanya mengangguk-nganggukkan kepala sebagai jawaban 'iya'. Barusan pikiran Willy agak tenang setelah dari salon sekarang hanya sekejap menjadi amburadul kembali bahkan lebih gawat dan parah dari yang tadi siang. Tak sempat lagi bertemu dengan Sarman, tak sempat pamitan juga Willy langsung pergi dengan terbirit-birit dari rumahnya Sarman. Didalam perjalanannya Willy pun tak bisa menahan tangis karena masa lalu yang sekarang hadir lagi. Segalanya menjadi kacau-balau hari ini hingga didalam lamunan Willy, Willy pun terjatuh dijalan sewaktu ingin berbelok kearah kanan persimpangan jalan 'Pandu'. Dengan luka-luka disekujur tubuh itulah yang membuat Willy tersadar dan terbangun dari lamunannya selama dalam perjalanannya. "Ohhh..." "Awww..." "Sakit sekali." "Apa ini?" "Ya Tuhan..." "Apa yang sedang terjadi denganku seharian ini?" Tanya willy dalam hati sambil melihat sekelilingnya. Banyak orang yang mengelilingi, ada yang bertanya bagaimana keadaannya, ada yang sedang mengangkat keretanya, ada juga yang bertanya dimana alamatnya. Akan tetapi Willy yang sedang dalam keadaan shock tak bisa banyak menjawab dan menjelaskan, hanya memberi jawaban ya dan tidak. Setelah keadaan Willy sudah agak pulih, Willy pun segera pulang kerumah. Setelah sampai dirumah Willy pun tak banyak bicara langsung ke tingkat 2 ruangan favoritnya, tempat dimana dia menyendiri bersama musik dan playstationnya.
Hingga pukul 20:05 Willy pun turun keruang makan untuk makan malam. Alangkah shock orang tua Willy berserta kedua kakaknya setelah melihat tubuh Willy yang penuh luka. Ibu Willy sempat panik melihat keadaan anaknya "Ya ampun..." "Apa yang terjadi denganmu nak?" "Cepat katakan pada ibu!" Tanya Ibu Willy dengan wajah yang pucat. "Willy cuman jatuh saat ingin berbelok dijalan bu.", jawab Willy dengan lemas. "Gimana sih kamu ini willy?" "Lain kali kalo merasa kurang enak badan jangan ngotot berpergian lagi." "Cukup istirahat dirumah aja." Tuhkan?" Kamu udah lihat bukan?" "Lain kali Ibu nggak mau melihat kamu seperti ini lagi, kamu itu memang bandel amat, bukannya baru kali ini aja Ibu katakan seperti ini tapi udah dari dulu dan kamu masih aja keras kepala nggak mau nurut sekali pun malah ~~~bla-bla-bla~~~" dan Willy hanya mengangguk-nganggukkan kepala kepada omelan Ibunya tanpa mengatakan apa-apa pun, karena didalam hati Willy terus saja teringat kenangan masalalunya disekolah bersama Bariny. Sungguh sebuah cinta yang sangat menyakitkan dari lahir sampai batin. Membuat kehidupan Willy hancur dan patah semangat.
Manis dan pahit telah menjadi kodrat manusia didalam menjalani hari-hari mereka. Masa lalu yang menjadi masa kini, berputar terus didalam roda kehidupan. Tak ada yang tahu apa yang tahu apa yang akan terjadi sebentar lagi. Apakah kematian akan datang satu jam lagi? Apakah bumi akan kiamat satu hari lagi? Tak ada seorang pun yang bisa menebaknya.
Willy hanya bisa berpasrah kepada Tuhan dan menyerahkan semuanya. Dari nasibnya hingga kisah cintanya yang sebetulnya sudah menjadi ampas tetapi karena perasaan yang tulus dan suci, Willy merasa begitu sulit untuk membuang ampas tersebut. "Mengapa hari ini nasib gue begitu apes?" tukasnya didalam hati. "Yah." "Biarkan saja semuanya berjalan sebagaimana mestinya.", pasrah Willy sambil bermain game 'Final Fantasy X' favoritnya. Hingga mata Willy menjadi sepet dan terasa lelah mengantuk, maka setelah mematikan game dan televisinya Willy pun kekamar tidur berbaring dengan tubuh dan lukanya difisik dan batin, mencoba untuk melupakan apa yang barusan dia alami dalam sehari ini. "Selamat tidur." "Semoga besok saat terbangun gue udah berada ditempat lain." "Hmm, surga aja kalo bisa." "Huh!", ucap Willy dalam hati sambil menguap dan menutup matanya.
23:49
20 october 2003
monday
~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 8:58 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
|